Selamat Datang Risna's Simple Blog: PENCURI,YG YERCURI

Galeri

PENCURI,YG YERCURI


Pencuri yang Tercuri
Malik ibn Dinar adalah
periwayat hadis dari generasi tabi’in. Ia orang miskin. Sangat miskin. Tidak ada barang berharga di rumahnya. Jelas, jika ada pencuri memasuki rumahnya, itu adalah keputusan
salah. Seperti pencuri yang satu ini.
Suatu malam, pencuri rumah Malik ibn Dinar. Ia mencari-cari barangkali ada barang berharga yang bisa dicuri. Semua ruangan dimasuki. Malik ibn Dinar yang saat itu sedang mengerjakan shalat di kamarnya tahu jika ada yang masuk ke rumahnya. Ia tetap mengerjakan sama khawatir kedatangan si pencuri.
pencuri itu tidak akan menemukan apa pun yang bisa dibawa. Sebab, dirinya hanya orang miskin yang tidak punya apa-apa. Sampai kemudian si pencurikamar ke masuK mengerjakan shalat, kebetulan, Malik
mengerjakan shalat. Si pencuri terkejut. Ternyata rumah ini ada penghuninya.

bertatapan. Keduanya mengucapkan salam kepada pencuri, sementara si pencuri hanya terpaku.
“Saudaraku,” kata Malik. “Kau sudah memasuki rumahku
menemukan apa-apa. membiarkanmu akan rumahku tanpa membawa apa-apa.” Si pencuri masih terpaku.
Malik berdiri lalu mengambil air dan kepada si pencuri. “Berwudulah dengan air ini,” kata Malik, “Lalu kerjakanlah salat dua rakaat. Kau akan keluar dari rumah ini dengan membawa kebaikan.”
“Baik, Tuan,” kata si pencuri. Ia seperti terhipnotis, menuruti semua selesai Setelah Malik.shalat, si pencuri mendekati “Tuan! Bolehkah aku menambah dua rakaat lagi?”
“Silakan. Kerjakan jawab Malik. Si pencuri tampak menikmati shalat malam itu, sampai-sampai
hanya menambah dua rakaat, tapi terus mengerjakan salat subuh tiba.
“Sekarang sudah saatnya kau pulang dari sini,” kata Malik. “Kau akan pergi dengan membawa hidayah.”
Tapi si pencuri berkata, mengizinkan, aku ingin tinggal di sini untuk sehari ini. Aku
pun Malik berpuasa.”
“Silakan, jika menghendaki.”Saat hendak pergi, si pencuri berkata kepada Malik, “Aku ingin bertobat.”
“Biar itu menjadi urusanmu Allah,” kata Malik.
Pencuri itu berlalu. Sampai kemudian ia bertemu dengan temannya sesama pikir
“Aku pencuri. banyak hasil curian,”
itu. “Kemarin aku berniat mencuri di rumah seseorang bernama Malik ibn
pencuri. si kata Dinar,” ternyata orang miskin yang tak punya apa-apa. Dan, justru dia yang mencuri apa yang kumiliki selama ini.”
[Sumber: buku Qashash min Siyar al-Musytaq al-Jannah
perindu Surga) karya Muhammad ibn Hamid Abdul Wahhab]

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentar anda dibawah ini (Trisna Irianti)