Selamat Datang Risna's Simple Blog: Ayah, bolehkah aku membeli 1 jam waktumu?

Galeri

Ayah, bolehkah aku membeli 1 jam waktumu?



Bismillah......


Seorang pria pulang ke rumah menjelang tengah malam sehabis kerja lembur di kantor. Masih tergurat di wajahnya rasa lelah dan kesal. Setiba di pintu, didapati anaknya yang berumur 5 tahun sedang menunggunya.

“Ayah, bolehkah aku menanyakan sesuatu kepadamu?” sang anak bertanya.

“Ya, tentu, ada apa nak?” jawab sang ayah.

“Ayah, berapa banyakkah uang yang ayah dapatkan selama 1 jam ayah bekerja?” kembali tanya sang anak.

“Itu bukan urusan kamu!, lagi pula kenapa kamu bertanya seperti itu?” kata sang ayah dengan nada sedikit meninggi.

“Saya hanya ingin tahu ayah. Tolong beritahu saya berapa banyakkah uang yang ayah dapatkan selama 1 jam ayah bekerja?” rengek sang anak.

“Kamu bener mau tahu, ayah dibayar Rp40.000,- per jam”, kata sang ayah.


“Oh,” anak itu menjawab dan kemudian menundukkan kepalanya. Beberapa saat kemudian, kepalanya kepalanya kembali diangkat dan menatap kepada ayahnya seraya berkata, “Ayah, bolehkah aku meminjam Rp20.000,- kepadamu?”

Sang ayah menjadi sangat marah dan berkata,”jadi kamu menanyakan berapa banyak uang yang ayah dapat selama ayah bekerja hanya untuk meminjam uang yang akan kamu pakai untuk jajan atau untuk membeli mainan tidak berguna. Lebih baik kamu lekas masuk kamar dan segera tidur. Janganlah menjadi anak yang hanya meikirkan kesenangannya sendiri. Ayah cukup lelah setelah bekerja keras setiap harinya dan tidak punya banyak waktu untuk menanggapi permainan tidak penting seperti itu.”

Anak itu terdiam, kemudian pergi ke kamarnya dan menutup pintu. Pria itu kemudian duduk dan setelah beberapa lama ia baru menyadari kesalahannya. Bagaimana mungkin ia bisa begitu marah kepada anaknya hanya karena anaknya bertanya tentang berapa banyak uang yang ia dapatkan untuk bekerja. Pasti ada alasannya sehingga anaknya berani menanyakan hal tersebut padanya. Mungkin memang benar-benar ada yang ingin di belinya dengan uang Rp 20.000,- itu. Bukankah anaknya sangat jarang sekali meminta uang kepadanya. Pria itu kemudian bangkit , berjalan kearah kamar anaknya dan kemudian membuka pintu. “Nak, apakah kamu sudah tidur?” tanyanya.

“Belum ayah, aku belum dapat memejamkan mata,” jawab sang anak.

“Ayah minta maaf padamu nak, mungkin ayah berkata terlalu keras padamu tadi. Hari ini adalah hari yang melelahkan untuk ayah, dan rasanya tidak adil kalau ayah harus menumpahkan kekesalan ayah padamu. Ini uang Rp20.000 yang kamu minta,” kata sang ayah.

Anak itu kemudian bangun dan duduk dengan tegak serta wajahnya menjadi berseri-seri. “Terimakasih ayah!” kata sang anak setengah berteriak. Lalu ia membalikkan bantalnya dan mengambil lembaran-lembaran uang kusut yang ada di bawah bantal tersebut. Anak itu perlahan menghitung semua uang yang dimilikinya. Sang ayah yang melihat bahwa anaknya sudah mempunyai uang, kembali menjadi marah.

“Kamu sudah memiliki sejumlah uang, mengapa kamu masih menginginkannya lebih banyak lagi?” tanya sang ayah dengan sedikit menggerutu.

“Karena uang yang aku miliki masihlah kurang, tapi sekarang uang yang aku miliki telah cukup,” jawab sang anak.

“Ayah, aku telah memiliki uang RP40.000,- sekarang... Ayah, bolehkah aku membeli 1 jam waktumu?”....

semoga bermanfaat :)

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentar anda dibawah ini (Trisna Irianti)